Menurut survei yang dilakukan oleh Neurosensum, sekitar 87% anak-anak di Indonesia sudah dikenalkan media sosial sebelum menginjak usia 13 tahun. Dari jumlah tersebut, anak-anak dari rumah tangga berpenghasilan rendah cenderung menghabiskan waktu di media sosial sebanyak 2,4 jam sehari, sedangkan teman seusia mereka dari rumah tangga berpenghasilan tinggi menghabiskan waktu lebih banyak, yaitu 3,3 jam sehari.
Platform media sosial seperti YouTube, WhatsApp, dan Instagram menjadi pilihan utama bagi anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka. Khusus untuk Instagram, meskipun tidak ada data spesifik yang menyebutkan durasi penggunaannya oleh anak SMA, dapat diasumsikan bahwa mereka menghabiskan waktu yang signifikan di platform ini mengingat popularitasnya yang tinggi di kalangan remaja.
Penting untuk diingat bahwa batas usia minimum penggunaan media sosial adalah 13 tahun, yang bertujuan untuk melindungi privasi dan keselamatan anak-anak di bawah usia tersebut dari berbagai risiko online seperti intimidasi dunia maya dan pelecehan online.
Dengan semakin meningkatnya akses dan penggunaan media sosial oleh anak-anak dan remaja, peran orang tua menjadi sangat krusial dalam memantau dan membimbing penggunaan media sosial yang sehat dan aman bagi anak-anak mereka.
