Bagi umat Islam, hadis merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Namun, tidak semua hadis memiliki kualitas yang sama. Ada hadis yang shahih (benar), ada yang hasan (baik), dan ada juga yang dhaif (lemah). Untuk mengetahui kualitas sebuah hadis, diperlukan ilmu yang disebut al muttafiq wa al muftaruq.
Apa itu Ilmu Al Muttafiq wa Al Muftaaruq?
Ilmu al muttafiq wa al muftaruq adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih riwayat hadis. Tujuannya adalah untuk menentukan kualitas sebuah hadis berdasarkan kesesuaiannya dengan riwayat-riwayat lain.
Secara bahasa, al muttafiq berarti "yang bersesuaian", sedangkan al muftaruq berarti "yang berbeda". Dalam konteks ilmu hadis, al muttafiq mengacu pada hadis-hadis yang memiliki kesamaan dalam matan (isi) dan sanad (mata rantai periwayatan), sementara al muftaruq mengacu pada hadis-hadis yang memiliki perbedaan dalam matan atau sanad.
Fungsi Ilmu Al Muttafiq wa Al Muftaaruq
Ilmu al muttafiq wa al muftaruq memiliki fungsi sangat penting dalam kajian hadis, yaitu:
- Mengetahui kualitas sebuah hadis: Dengan membandingkan persamaan dan perbedaan antara riwayat-riwayat hadis, ulama dapat menentukan apakah sebuah hadis shahih, hasan, atau dhaif.
- Memperkuat kehujahan sebuah hadis: Hadis yang memiliki banyak riwayat yang saling bersesuaian dianggap lebih kuat kehujjahannya dibandingkan hadis yang memiliki sedikit riwayat.
- Melengkapi informasi dalam sebuah hadis: Melalui ilmu al muttafiq wa al muftaruq, ulama dapat mengidentifikasi informasi yang saling melengkapi dari riwayat-riwayat hadis yang berbeda.
- Meluruskan kesalahpahaman: Dengan membandingkan riwayat-riwayat hadis, ulama dapat meluruskan kesalahpahaman atau kesalahan yang mungkin terjadi dalam periwayatan hadis.
Metode Ilmu Al Muttafiq wa Al Muftaaruq
Dalam menerapkan ilmu al muttafiq wa al muftaruq, ulama menggunakan beberapa metode, antara lain:
- Membandingkan Matan Hadis: Para ulama membandingkan isi hadis untuk mencari persamaan dan perbedaannya. Riwayat hadis yang memiliki kesamaan matan disebut mutawatir.
- Membandingkan Sanad Hadis: Sanad hadis adalah mata rantai periwayatan yang menghubungkan hadis tersebut dengan Rasulullah SAW. Ulama membandingkan sanad untuk memastikan keandalan dan kesinambungannya.
- Meneliti Tarjam (Biografi Perawi): Ulama meneliti biografi perawi hadis untuk mengetahui keadilan dan keandalan mereka. Perawi yang adil dan andal akan memperkuat kualitas hadis.
- Menganalisis Permasalahan Periwayatan: Ulama menganalisis permasalahan yang mungkin muncul dalam periwayatan hadis, seperti syaz (ganjil), munqathi’ (terputus), dan ma’lul (cacat).
Contoh Penerapan Ilmu Al Muttafiq wa Al Muftaaruq
Berikut adalah contoh penerapan ilmu al muttafiq wa al muftaruq:
- Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam kitab shahih mereka dianggap shahih karena memiliki banyak riwayat yang saling bersesuaian.
- Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah memiliki perbedaan dalam matan, sehingga kualitasnya menjadi hasan.
- Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya memiliki sanad yang terputus, sehingga kualitasnya menjadi lemah.
Kesimpulan
Ilmu al muttafiq wa al muftaruq adalah ilmu yang sangat penting dalam kajian hadis. Dengan menggunakan ilmu ini, ulama dapat menentukan kualitas hadis dan memilah mana hadis yang dapat dijadikan hujjah dan mana yang tidak. Hal ini sangat krusial untuk memastikan keaslian dan keabsahan ajaran Islam yang bersumber dari hadis.