Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, menghubungkan kita dengan teman, keluarga, dan komunitas di seluruh dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dua platform terkemuka, Facebook dan Instagram, telah menghadapi pengawasan yang meningkat atas berbagai masalah.
Kekhawatiran Privasi
Salah satu masalah utama yang diangkat mengenai Facebook dan Instagram adalah praktik pengumpulan data mereka. Kedua platform mengumpulkan sejumlah besar data pengguna, termasuk informasi pribadi seperti nama, alamat email, tanggal lahir, lokasi, dan preferensi pencarian. Data ini kemudian digunakan untuk tujuan periklanan bertarget, yang dapat mengganggu atau melanggar privasi pengguna.
Pada tahun 2018, terungkap bahwa Facebook telah memberikan akses ke data pengguna ke perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica, yang menggunakan informasi tersebut untuk mempengaruhi pemilu di seluruh dunia. Skandal ini memicu kemarahan publik yang meluas dan mengarah pada tuntutan hukum dan penyelidikan oleh regulator.
Disinformasi dan Berita Palsu
Facebook dan Instagram juga menjadi tempat berkembang biak disinformasi dan berita palsu. Platform tersebut telah dikritik karena tidak berbuat banyak untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah dan menyesatkan, yang dapat membahayakan masyarakat.
Pada tahun 2020, selama pandemi COVID-19, platform tersebut dipenuhi dengan informasi yang salah tentang virus tersebut, termasuk pengobatan yang tidak efektif dan klaim tentang asal-usulnya. Hal ini menyebabkan peningkatan ketakutan dan kebingungan di kalangan pengguna, dan merusak upaya pemerintah untuk memerangi pandemi ini.
Kecanduan dan Kesehatan Mental
Penggunaan media sosial yang berkepanjangan juga dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Studi telah menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan banyak waktu di platform media sosial lebih cenderung mengalami gejala-gejala ini.
Selain itu, sifat adiktif dari platform tersebut dapat menyebabkan penggunaan yang berlebihan, yang dapat merugikan kehidupan pribadi, profesional, dan akademis pengguna. Fitur seperti notifikasi push dan umpan berita yang terus diperbarui dirancang untuk membuat pengguna terus terlibat, bahkan ketika mereka tidak memiliki sesuatu yang substansial untuk diposkan atau dibaca.
Polarisasi Politik
Facebook dan Instagram juga dituduh berkontribusi pada polarisasi politik. Algoritme mereka dapat menciptakan ruang gema, di mana pengguna hanya terpapar pada pandangan yang memperkuat keyakinan mereka sendiri.
Hal ini dapat menyebabkan perpecahan dan perpecahan di dalam masyarakat, karena orang-orang menjadi kurang bertoleransi terhadap pandangan yang berbeda. Pada tahun 2018, sebuah studi oleh Pew Research Center menemukan bahwa orang yang menggunakan Facebook lebih cenderung merasa terpolarisasi secara politis daripada mereka yang tidak menggunakan platform tersebut.
Pengaruh pada Remaja
Penggunaan Facebook dan Instagram oleh remaja merupakan masalah khusus. Remaja masih mengembangkan identitas dan nilai-nilai mereka, dan mereka mungkin lebih rentan terhadap pengaruh platform media sosial.
Studi telah menunjukkan bahwa remaja yang banyak menggunakan media sosial lebih cenderung mengalami masalah citra tubuh, harga diri yang rendah, dan pelecehan siber. Selain itu, mereka mungkin lebih cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain dan merasa tidak cukup baik.
Tanggapan Perusahaan
Facebook dan Instagram telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini, namun upaya mereka sering kali dikritik karena tidak memadai. Misalnya, perusahaan telah berupaya meningkatkan transparansi dalam praktik pengumpulan data mereka, namun mereka masih mendapat kecaman karena membagikan data pengguna dengan pihak ketiga.
Perusahaan juga telah berupaya memerangi disinformasi, namun mereka dipersalahkan karena tidak berbuat cukup banyak untuk menghapus konten palsu dan menyesatkan. Pada tahun 2021, Facebook meluncurkan program pengecekan fakta independen, namun muncul kekhawatiran bahwa program tersebut tidak efektif dan bias.
Masa Depan Facebook dan Instagram
Masa depan Facebook dan Instagram masih belum pasti. Perusahaan menghadapi pengawasan peraturan yang meningkat di seluruh dunia, dan pengguna semakin sadar akan masalah yang ditimbulkan oleh platform tersebut.
Ada beberapa seruan untuk membagi atau mengatur perusahaan, dan beberapa pemerintah telah menjatuhkan denda besar pada Facebook atas praktik anti-kompetitif dan pelanggaran privasi.
Namun, Facebook dan Instagram tetap menjadi dua platform media sosial paling populer di dunia, dengan miliaran pengguna. Masih harus dilihat apakah perusahaan dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dan tetap relevan di tahun-tahun mendatang.
Kesimpulan
Facebook dan Instagram telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita, tetapi platform tersebut bukannya tanpa masalah. Kekhawatiran tentang privasi, disinformasi, kesehatan mental, polarisasi politik, dan dampak pada remaja terus membayangi kedua platform tersebut.
Meskipun perusahaan telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini, upaya mereka sering kali dikritik karena tidak memadai. Masa depan Facebook dan Instagram masih belum pasti, namun jelas bahwa kedua platform tersebut perlu melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi kekhawatiran pengguna dan regulator.